Sabtu, 28 Juli 2012

IKAN PEMANGSA TESTIS MANUSIA



-- Petugas sebuah danau di Illinois, Amerika Serikat, meningkatkan kewaspadaan setelah ditemukan binatang air eksotis, ikan pacu. Para pengunjung yang biasanya  bebas berenang pun merinding ketakutan, terutama para pria. Sebab, ikan ini terkenal dengan reputasinya, membunuh para pria dengan cara merobek testisnya.

Sejumlah keluarga pun dilaporkan mengurungkan niatnya emasuki Danau Lou Yaeger setelah mendengar kabar ikan pacu tertangkap nelayan pada 7 Juni 2012 lalu. Ikan jenis yang sama juga dijumpai di danau dua minggu kemudian.

Awalnya, ikan unik yang ditangkap Juni lalu diduga sebagai piranha. Tapi belakangan, Departemen Sumber Daya Alam Illinois mengkonfimasi, itu ikan pacu.

Meski menjadi bagian dari keluarga yang sama, ikan pacu memiliki tubuh lebih tebal, rahang kuat dan gigi yang mirip susunan gigi pada manusia. Tak seperti piranha yang punya gerigi tajam mematikan.

"Aku diberitahu soal keberadaannya, membuatku panik," kata ibu empat anak, Deanne Kirkwood kepada KDSK di Illinois, seperti dimuat kembali oleh Daily Mail.  "Aku tak yakin bakal berani masuk ke danau."

Lalu bagaimana bisa ikan mengerikan itu menghuni danau di AS?

Diduga ikan pacu sengaja dibuang secara ilegal di Danau Lou Yaeger. Kini, pihak setempat berusaha menghilangkan geger yang terlanjur terjadi. "Menakutkan melihat ikan dengan gigi-gigi mirip manusia," kata pengawas danay, Jim Cadwell. "Mereka bukan hewan asli danau ini."

Cadwell menambahkan, makanan utama ikan ini adalah kacang, dedaunan, tumbuhan laut, dan siput. "Namun jika jumlah makanan terbatas, mereka akan makan ikan yang lain."

Ikan pacu dikenal di Papua Nugini sebagai 'The Ball Cutter' alias pemotong testis. Di negara yang berbagi batas dengan wilayah Papua, Indonesia itu, ikan itu bertanggungjawab atas kematian dua nelayan. Korban tewas karena kehabisan darah setelah ikan pacu menggingit testis mereka.

Mendengar kabar itu, pemancing asal Inggris,  Jeremy Wade pergi ke Papua Nugini untuk menangkap ikan pacu. "Aku mendengar dua pemancing Papua Nugini dikebiri oleh sesuatu di dalam air," kata Wade dalam program televisi yang dipandunya, "Monster Sungai".

Wade menambahkan, pendarahan yang diakibatkan gigitan itu luar biasa. 'Penduduk lokal mengatakan padaku, ada benda mirip gigi manusia di dalam air, menggigit testis  nelayan. Tapi mereka tak tahu apa itu."

Seperti piranha, ikan pacu berasal dari Amazon, Brasil dan diperkenalkan ke Papua Nugini untuk meningkatkan jumlah ikan untuk dipancing. (ren)

INDUSTRI KERTAS RI DITAKUTI PERUSAHAAN DUNIA



 
Sebagai produsen produk bubur kertas (pulp) dan kertas yang makin diperhitungkan di dunia, kalangan pelaku usaha di tanah air mendesak pemerintah untuk segera menerbitkan sertifikasi kayu hutan yang diakui secara internasional. 
Presiden Komisaris PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), Tony Wenas dalam acara 'Workshop Social Media in Asia' di Singapura mengungkapkan, kebutuhan sertifikasi itu dianggap mendesak mengingat kampanye seputar produk hutan asal Indonesia di pasar internasional semakin marak. 
Wenas menjelaskan, produk pulp dan kertas Indonesia dalam beberapa tahun terakhir menjadi ancaman bagi negara pesaingnya di Eropa dan Amerika Selatan. Hal itu tak terlepas dari keunggulan produk hutan Indonesia yang dapat dipanen lebih cepat dibandingkan negara pesaing.
Untuk diketahui, tanaman akasia yang menjadi bahan baku pembuatan kertas bisa dipanen di Indonesia hanya dalam tujuh tahun. Sedangkan di Eropa atau Amerika Selatan, dibutuhkan waktu lebih dari 20 tahun. 
Keunggulan lain adalah jarak Indonesia dan China sebagai pasar utama kertas dunia relatif lebih dekat dibandingkan Brazil dan Eropa. "Industrialisasi di China dan dunia bakal tumbuh pesat. Jadi, kebutuhan kertas akan naik signifikan," ungkapnya.
Untuk mengekspor produk pulp maupun kertas ke China, produsen kertas Indonesia hanya butuh waktu tujuh hari, sedangkan perusahaan dari Eropa dan Brazil membutuhkan waktu lebih dari 30 hari.
Dalam perhitungan RAPP, produksi kertas Indonesia saat ini mencapai 12 juta ton per tahun atau 2,2 persen pangsa pasar dunia yang mencapai 350 juta ton. Saat ini, produksi kertas Indonesia merupakan yang terbesar ke-12 dunia. 
Sementara itu, produk pulp nasional saat ini ditaksir sebesar 7 juta ton per tahun dan mengisi 2,5 persen pangsa pasar dunia sebanyak 200 juta ton. Produksi pulp Indonesia merupakan terbesar ke-9 dunia.
Dengan tingkat daya saing yang tinggi, Wenas menilai, para pelaku usaha sudah sepatutnya membuat sertifikasi hutan kayu yang diakui secara internasional. Sertifikat kelestarian hutan itu selanjutnya harus didukung pemerintah sehingga bisa diakui di dunia internasional. 
"Brasil sudah berhasil karena mereka bisa membuat sertifikasi yang diakui internasional. Kita belum punya (sertifikasi) itu," tegas Wenas.
Preseden Buruk
Pada bagian lain, Wenas mengungkapkan, para pelaku industri kehutanan khawatir masalah perebutan lahan konsesi bakal menjadi preseden buruk bagi masuknya investasi dari luar negeri. Apalagi, jika sampai muncul bentrokan dengan masyarakat lokal. 
Ia menjelaskan, masalah konflik lahan yang dialami perusahaan telah mempengaruhi kebijakan perusahaan. Beruntung, sisi operasinal perusahaan tak terpengaruh secara keseluruhan.
Padahal, kata Wenas, perusahaan telah membuka diri untuk berdialog dengan masa penentang pengembangan hutan tanaman industri (HTI).
Menurutnya, dalam sejumlah kejadian yang mencuat ke permukaan, pemerintah sebetulnya mengetahui seluruh kondisi dan masalah yang dihadapi perusahaan. Namun begitu sampai ke level bawah, informasi yang disampaikan senantiasa tak sesuai. 
Munculnya berbagai preseden buruk tersebut, ujar Wenas, pada akhirnya menuntut pemerintah agar lebih tegas dalam menghadapi persoalan di lapangan. "Sekarang ini kebijakan pemerintah tak mau frontal dengan masyarakat," tegas dia. (asp)

GADIS 15 TAHUN JADI WALIKOTA DI PALESTINA



Bashaer Othman bisa jadi merupakan walikota termuda di dunia. Bagaimana tidak, selama dua bulan, gadis 15 tahun ini dipercaya mengambilalih kepemimpinan kota Allar di Tepi Barat, Palestina.

Tugasnya sebagai walikota adalah salah satu bentuk program pemberdayaan remaja di Palestina. Selama dua bulan, dia akan memainkan peranan sebagai pemimpin kota, tentu saja di bawah pengawasan walikota sebenarnya, Sufian Shadid.

Tugas Othman sebagai pemimpin kota tidak main-main. Seluruh kinerja kota dijabaninya setiap hari. Hanya urusan keuangan saja yang tidak diurusi oleh gadis tanpa pengalaman ini.

Menurut Shadid, program walikota remaja ini merupakan salah satu caranya melakukan pendekatan terhadap kaum muda di kota Allar. Dia percaya, pemberdayaan remaja tidak melulu dilakukan secara finansial saja.

"Kami harus memastikan jalan kaum muda menuju perubahan terbuka lebar. Kami yakin, halangan yang ada dapat disingkirkan dengan ketekunan dan tekad kuat," kata Shadid, dilansir situs Al-Arabiya, Minggu 8 Juli 2012.

Menjalani pekerjaan yang tidak bisa dibilang mudah, Othman mengaku menekuninya dengan semangat. Dia berharap dapat berbagi pengalaman yang diperolehnya selama memerintah pada remaja lainnya sehingga mereka lebih paham cara kerja pemerintahan.