Saya tak berani memastikan apakah kecurangan termasuk ke dalam
kurikulum pelajaran atau pelatihan sepakbola. Tapi setidaknya pendidikan
ini tentu dilakukan secara ekstra kurikuler. Setidaknya setiap pemain
belajar secara diam-diam, membawa ‘buku kecurangan’, terutama para
pemain yang merasa berbakat menjadi ‘petugas pembunuh’.
Jangankan sepakbola, sedangkan Sekolah atau Universitas saja
tidak punya urusan dengan kejujuran atau kecurangan. Dunia akademis
hanya mengkaitkan diri dengan tahu dan tidak tahu, mengerti dan tidak
mengerti, serta pintar atau bodoh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar